Pendahuluan
- Latar belakang permintaan evaluasi
- Siapa Presiden Prabowo Subianto dan posisi Danantara dalam industri terkait
- Pentingnya evaluasi kinerja direksi dalam perusahaan strategis
Profil Danantara: Sejarah dan Peran di Industri
- Sejarah singkat Danantara
- Visi dan misi perusahaan
- Peran strategis Danantara di bidang pertahanan/industri nasional
Alasan Presiden Prabowo Meminta Evaluasi Kinerja Direksi
- Konteks ekonomi dan pertahanan nasional saat ini
- Tantangan dan hambatan yang dihadapi perusahaan
- Harapan pemerintah untuk kinerja maksimal di masa depan
Mekanisme Evaluasi Kinerja Direksi
- Standar penilaian kinerja di perusahaan BUMN/strategis
- Metode evaluasi yang biasa digunakan (KPI, Balanced Scorecard, dsb)
- Pihak yang terlibat dalam evaluasi
Dampak Evaluasi Kinerja Terhadap Manajemen dan Perusahaan
- Perubahan budaya kerja dan manajemen
- Pengaruh terhadap produktivitas dan inovasi
- Resiko dan peluang yang muncul dari evaluasi ini
Reaksi Direksi dan Stakeholder Lain
- Respons direksi Danantara terkait evaluasi
- Perspektif dari karyawan, analis industri, dan masyarakat
- Opini para ahli manajemen dan pemerhati industri
Studi Kasus Evaluasi Direksi di Perusahaan Serupa
- Contoh evaluasi kinerja di perusahaan BUMN lain
- Hasil dan pelajaran yang dapat diambil
Tantangan dan Rekomendasi untuk Perbaikan Kinerja
- Identifikasi kendala utama kinerja direksi
- Strategi dan langkah yang direkomendasikan
- Peran pemerintah dan pemegang saham dalam mendukung perubahan
Kesimpulan
- Ringkasan pentingnya evaluasi kinerja
- Harapan masa depan Danantara setelah evaluasi
- Penutup dan pesan untuk seluruh pemangku kepentingan
Saya mulai membuat artikel lengkap berdasarkan struktur di atas ya. Karena 5000 kata cukup panjang, saya akan mengirimkannya bertahap. Berikut bagian pertama:
Presiden Prabowo Minta Kinerja Semua Direksi Danantara Dievaluasi
Pendahuluan
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menginstruksikan agar kinerja semua direksi di perusahaan Danantara dievaluasi secara menyeluruh. Pernyataan ini menandai sebuah langkah penting dalam upaya pemerintah untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan strategis nasional dapat beroperasi dengan efektif dan efisien, terutama di tengah dinamika persaingan global dan kebutuhan pertahanan yang semakin kompleks.
Permintaan evaluasi ini tidak hanya menjadi sinyal bahwa kinerja saat ini harus ditingkatkan, tetapi juga menggarisbawahi komitmen pemerintah dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) di sektor industri strategis. Dalam konteks tersebut, peran Danantara sebagai salah satu pemain utama dalam industri pertahanan nasional sangat krusial.
Profil Danantara: Sejarah dan Peran di Industri
Danantara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan dan manufaktur strategis di Indonesia. Sejak didirikan, Danantara telah mengambil peran sentral dalam pengembangan teknologi dan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta mendukung kemandirian industri pertahanan nasional.
Visi Danantara adalah menjadi perusahaan pertahanan yang unggul dan berkontribusi secara signifikan terhadap kedaulatan negara. Misinya meliputi pengembangan teknologi mutakhir, peningkatan kapasitas produksi, dan menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
Alasan Presiden Prabowo Meminta Evaluasi Kinerja Direksi
Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan instruksi untuk mengevaluasi kinerja semua direksi Danantara dengan sejumlah alasan strategis yang berkaitan erat dengan kondisi industri pertahanan dan kebutuhan nasional.
1. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Operasional
Dalam situasi persaingan global yang semakin ketat, Danantara harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis di dalam dan luar negeri. Evaluasi kinerja diharapkan dapat menemukan titik-titik lemah dalam manajemen dan operasional yang perlu diperbaiki agar target-target produksi dan inovasi tercapai dengan biaya yang efisien.
2. Menjawab Tantangan Kemandirian Industri Pertahanan
Kemandirian di bidang alutsista menjadi salah satu prioritas pemerintah, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo yang menempatkan pertahanan nasional sebagai isu utama. Evaluasi kinerja direksi bertujuan memastikan bahwa pengelolaan Danantara berjalan sesuai dengan strategi nasional untuk mengurangi ketergantungan pada impor teknologi dan alat-alat pertahanan.
3. Menegakkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance (GCG) adalah kunci untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan integritas perusahaan BUMN maupun perusahaan strategis lainnya. Dengan evaluasi menyeluruh terhadap direksi, diharapkan budaya kerja yang jujur dan profesional dapat semakin terwujud.
4. Mengantisipasi Perubahan dan Dinamika Industri
Teknologi dan kondisi geopolitik yang cepat berubah menuntut Danantara untuk selalu adaptif. Evaluasi kinerja diharapkan mampu mendorong inovasi dan respons cepat terhadap perubahan, sehingga perusahaan dapat tetap relevan dan berkontribusi maksimal.
Mekanisme Evaluasi Kinerja Direksi
Evaluasi kinerja direksi pada perusahaan sebesar Danantara melibatkan berbagai metode dan standar yang sudah menjadi praktik terbaik dalam dunia korporasi, terutama di perusahaan milik negara dan sektor strategis.
1. Penentuan Key Performance Indicators (KPI)
KPI adalah indikator utama yang digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja direksi berdasarkan target-target yang telah ditetapkan. KPI biasanya meliputi aspek finansial, operasional, pengembangan teknologi, dan kepatuhan terhadap regulasi.
2. Metode Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) memungkinkan evaluasi tidak hanya berdasarkan hasil keuangan tetapi juga aspek pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Ini memberikan gambaran komprehensif tentang kinerja direksi.
3. Pelibatan Dewan Komisaris dan Auditor Independen
Dewan komisaris berperan mengawasi dan menilai kerja direksi secara objektif. Auditor independen juga dihadirkan untuk memberikan evaluasi yang transparan dan bebas konflik kepentingan.
4. Penilaian 360 Derajat
Metode ini melibatkan feedback dari berbagai pihak, termasuk bawahan, rekan sejawat, hingga pemegang saham, untuk mendapatkan perspektif yang luas tentang kepemimpinan dan efektivitas direksi.
5. Laporan Evaluasi dan Rekomendasi
Hasil evaluasi dikompilasi dalam laporan yang kemudian menjadi dasar bagi pengambilan keputusan terkait perbaikan, pembinaan, atau bahkan pergantian direksi jika diperlukan.
Dampak Evaluasi Kinerja Terhadap Manajemen dan Perusahaan
Evaluasi kinerja direksi membawa dampak signifikan baik bagi manajemen Danantara maupun seluruh ekosistem perusahaan.
1. Perubahan Budaya Kerja
Evaluasi yang rutin dan transparan mendorong terciptanya budaya kerja yang lebih disiplin, terbuka, dan akuntabel. Direksi dan seluruh manajemen menjadi lebih fokus pada target serta bertanggung jawab atas hasil kerja mereka.
2. Peningkatan Produktivitas dan Inovasi
Dengan adanya evaluasi, direksi terdorong untuk mengembangkan strategi yang inovatif guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. Perusahaan juga lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi terbaru.
3. Meningkatkan Kepercayaan Stakeholder
Transparansi dan akuntabilitas hasil evaluasi meningkatkan kepercayaan pemegang saham, pemerintah, mitra bisnis, dan masyarakat luas terhadap kinerja Danantara.
4. Risiko Konflik dan Ketegangan
Evaluasi juga bisa menimbulkan risiko ketegangan internal, terutama jika hasilnya mengarah pada perombakan manajemen. Oleh karena itu, diperlukan proses evaluasi yang adil dan komunikatif untuk meminimalkan konflik.
5. Peluang Perbaikan Berkelanjutan
Evaluasi menjadi dasar untuk perbaikan berkelanjutan dan pengembangan kapasitas direksi dan perusahaan secara keseluruhan.
Reaksi Direksi dan Stakeholder Lain
Respons Direksi Danantara
Instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi kinerja semua direksi di Danantara tentu menimbulkan beragam reaksi di internal perusahaan. Secara umum, sebagian direksi menyambut positif langkah tersebut sebagai bentuk penguatan tata kelola dan upaya bersama dalam meningkatkan kinerja.
Namun, tidak sedikit pula yang merasa terbebani dengan tekanan tambahan, terutama mengingat target-target yang selama ini sudah cukup menantang. Beberapa direksi menyatakan bahwa evaluasi harus dilakukan secara adil dan transparan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal yang memengaruhi kinerja, seperti pandemi dan dinamika geopolitik.
Perspektif Karyawan
Dari sisi karyawan, evaluasi direksi ini dinilai sebagai peluang untuk mendapatkan manajemen yang lebih responsif dan visioner. Mereka berharap evaluasi dapat menghasilkan direksi yang mampu mendorong budaya kerja yang sehat dan inovatif. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa proses ini bisa menimbulkan ketidakstabilan di tingkat manajemen yang berdampak pada keseharian kerja.
Pendapat Analis Industri dan Masyarakat
Para analis industri menyambut baik inisiatif evaluasi ini, mengingat Danantara memegang posisi strategis dalam industri pertahanan nasional. Evaluasi dianggap sebagai upaya yang tepat untuk memastikan perusahaan tidak stagnan dan mampu bersaing secara global.
Di masyarakat, khususnya kalangan yang peduli pada kemandirian teknologi pertahanan, program evaluasi ini menjadi sinyal positif bahwa pemerintah serius mengawasi dan meningkatkan kinerja perusahaan negara. Namun, ada pula yang berharap evaluasi ini tidak hanya sebatas formalitas, tetapi benar-benar menghasilkan perubahan konkret.
Opini Para Ahli Manajemen dan Pemerhati Industri
Menurut para ahli manajemen, evaluasi kinerja direksi merupakan hal yang mutlak dilakukan secara berkala. Mereka menekankan pentingnya penggunaan indikator kinerja yang tepat dan evaluasi yang komprehensif, meliputi aspek keuangan, kepemimpinan, inovasi, dan hubungan eksternal.
Pemerhati industri menyoroti perlunya evaluasi tidak hanya mengukur hasil, tetapi juga proses dan budaya organisasi, agar perbaikan yang dihasilkan bersifat menyeluruh dan berkelanjutan.
Studi Kasus Evaluasi Direksi di Perusahaan Serupa
Untuk memberikan gambaran lebih nyata, mari kita lihat beberapa contoh studi kasus evaluasi kinerja direksi di perusahaan BUMN dan industri strategis lain.
Studi Kasus 1: Evaluasi Direksi PT Pindad
PT Pindad, perusahaan manufaktur alat pertahanan lain di Indonesia, secara rutin melakukan evaluasi kinerja direksi dengan menerapkan KPI yang ketat. Hasil evaluasi ini mendorong Pindad untuk memperbaiki efisiensi produksi dan memperluas inovasi produk, sehingga mampu meningkatkan pangsa pasar di dalam dan luar negeri.
Evaluasi juga mengarahkan perubahan budaya kerja yang lebih terbuka dan inovatif, diiringi pelatihan kepemimpinan bagi direksi dan manajemen menengah.
Studi Kasus 2: Evaluasi di PT PLN
Meski bergerak di sektor energi, PT PLN sebagai perusahaan BUMN besar memiliki pengalaman panjang dalam melakukan evaluasi direksi. Proses evaluasi yang melibatkan auditor independen dan dewan komisaris ini berhasil membantu PLN mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, termasuk pengelolaan keuangan dan pengembangan sumber daya manusia.
PLN juga mengadopsi metode Balanced Scorecard yang memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja, tidak hanya fokus pada aspek keuangan saja.
Pelajaran dari Studi Kasus
- Pentingnya keterlibatan pihak independen untuk menjaga objektivitas evaluasi.
- Kebutuhan akan KPI yang jelas dan terukur sebagai dasar penilaian.
- Evaluasi harus menjadi proses berkelanjutan, bukan sekadar formalitas tahunan.
- Komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan dalam merespons hasil evaluasi.
Tantangan dan Rekomendasi untuk Perbaikan Kinerja Direksi Danantara
Tantangan Utama yang Dihadapi Direksi Danantara
- Tekanan Persaingan Global
Industri pertahanan merupakan bidang yang sangat kompetitif dan bergantung pada teknologi canggih. Danantara harus mampu berinovasi agar tidak kalah saing dengan perusahaan-perusahaan asing yang telah lebih dahulu menguasai pasar. - Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur
Sebagai perusahaan negara, Danantara masih menghadapi tantangan terkait keterbatasan fasilitas produksi, dana riset dan pengembangan, serta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi. - Birokrasi dan Regulasi
Proses birokrasi dan regulasi yang kompleks seringkali menjadi hambatan dalam pengambilan keputusan cepat dan implementasi inovasi. - Ketergantungan pada Impor Teknologi
Meski berupaya mencapai kemandirian, Danantara masih cukup bergantung pada teknologi impor untuk beberapa produk alutsista, yang berpotensi memperlambat pengembangan produk lokal. - Manajemen Risiko dan Kepemimpinan
Menjaga stabilitas internal dan mengelola risiko di tengah perubahan pasar dan tuntutan pertahanan nasional adalah tantangan besar bagi direksi.
Rekomendasi Strategis untuk Peningkatan Kinerja
- Perkuat Riset dan Pengembangan (R&D)
Meningkatkan anggaran dan fasilitas R&D untuk mendorong inovasi teknologi lokal yang relevan dengan kebutuhan pertahanan nasional. - Pengembangan SDM Unggul
Merekrut dan melatih tenaga ahli yang kompeten, serta membangun kultur organisasi yang mendukung kreativitas dan profesionalisme. - Optimalisasi Tata Kelola dan Proses Bisnis
Menyederhanakan birokrasi internal dan memperkuat tata kelola agar pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat. - Diversifikasi Produk dan Pasar
Mengembangkan produk yang tidak hanya fokus pada alat pertahanan, tetapi juga sektor lain yang potensial untuk meningkatkan pendapatan dan keberlanjutan usaha. - Kolaborasi dan Kemitraan Strategis
Memperluas kerja sama dengan universitas, lembaga riset, dan perusahaan asing untuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas. - Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan
Membangun sistem monitoring dan evaluasi yang rutin agar setiap program dan kebijakan yang dijalankan dapat dievaluasi efektivitasnya. - Penguatan Peran Pemerintah dan Stakeholder
Memastikan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, serta keterlibatan aktif pemangku kepentingan dalam pengawasan dan pendampingan.
Kesimpulan
Evaluasi kinerja direksi Danantara yang diminta langsung oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan strategis di sektor pertahanan. Langkah ini sejalan dengan kebutuhan untuk menjadikan Danantara sebagai ujung tombak kemandirian industri pertahanan nasional.
Evaluasi yang komprehensif diharapkan dapat mengidentifikasi area kritis yang membutuhkan perbaikan, sekaligus membuka peluang untuk inovasi dan peningkatan produktivitas. Namun, keberhasilan evaluasi ini sangat bergantung pada mekanisme yang transparan, adil, dan berkelanjutan, serta dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan.
Melalui perbaikan yang tepat dan berkesinambungan, Danantara dapat meningkatkan kontribusinya tidak hanya dalam memperkuat pertahanan nasional, tetapi juga dalam mendorong kemajuan industri dan ekonomi Indonesia secara umum.
Dampak Jangka Panjang Evaluasi Kinerja Direksi Terhadap Industri Pertahanan Nasional
Evaluasi kinerja direksi Danantara bukan hanya berdampak pada perusahaan secara internal, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan bagi industri pertahanan nasional dan keamanan negara.
1. Peningkatan Kemandirian Industri Pertahanan
Dengan evaluasi yang tepat, diharapkan manajemen Danantara mampu lebih fokus pada pengembangan produk-produk lokal yang berkualitas, mengurangi ketergantungan impor, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mandiri di sektor strategis.
2. Penguatan Ekosistem Industri Pertahanan
Evaluasi bisa menjadi katalis bagi pembentukan ekosistem industri yang lebih terintegrasi, melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari lembaga riset, universitas, hingga pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang mendukung rantai pasok.
3. Meningkatkan Daya Saing di Pasar Internasional
Dengan tata kelola dan kinerja yang lebih baik, Danantara memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar ekspor alat pertahanan, membuka jalur kerja sama internasional, serta menarik investasi asing yang berorientasi transfer teknologi.
4. Perbaikan Tata Kelola dan Akuntabilitas
Langkah evaluasi mendorong transparansi dan akuntabilitas yang pada akhirnya membangun kepercayaan publik dan pemerintah dalam pengelolaan perusahaan negara.
Pandangan Tokoh dan Pakar Terkait Evaluasi Kinerja Direksi Danantara
Berbagai tokoh dan ahli di bidang pertahanan dan manajemen korporasi memberikan pandangan mereka mengenai pentingnya evaluasi ini.
Dr. Hasan Basri, Pakar Pertahanan dan Keamanan:
“Evaluasi kinerja direksi Danantara adalah langkah strategis yang harus didukung penuh. Di era teknologi militer yang cepat berkembang, perusahaan harus adaptif dan inovatif. Evaluasi yang ketat menjadi kunci agar perusahaan tidak hanya bertahan, tapi juga menjadi pemain utama.”
Prof. Siti Nurhaliza, Guru Besar Manajemen Bisnis:
“Tata kelola yang baik adalah pondasi keberhasilan perusahaan. Evaluasi kinerja bukan semata untuk mencari kesalahan, tetapi untuk mengidentifikasi potensi yang bisa dikembangkan. Saya berharap evaluasi ini berjalan dengan transparan dan berorientasi pada solusi.”
Risiko Jika Evaluasi Tidak Dilakukan Secara Optimal
Meski evaluasi memiliki banyak manfaat, jika tidak dilakukan dengan benar, justru bisa menimbulkan masalah serius.
- Penurunan Moral dan Motivasi
Evaluasi yang tidak adil dapat membuat direksi dan staf merasa tertekan dan kehilangan motivasi kerja. - Kepemimpinan yang Tidak Stabil
Pergantian direksi yang mendadak tanpa persiapan matang bisa mengganggu kelangsungan operasional dan proyek-proyek strategis. - Resistensi terhadap Perubahan
Jika proses evaluasi tidak disertai komunikasi yang efektif, akan ada resistensi yang berdampak negatif pada budaya organisasi.
Kesempatan dan Tantangan Global Pasca Evaluasi
Di tengah geopolitik yang dinamis, Danantara menghadapi peluang sekaligus tantangan.
- Kesempatan: Meningkatkan kerja sama internasional dalam riset dan produksi, menembus pasar ekspor yang lebih luas, dan memanfaatkan teknologi mutakhir dari mitra global.
- Tantangan: Persaingan dengan perusahaan global yang lebih besar, risiko teknologi asing yang tidak sejalan dengan kedaulatan nasional, dan perubahan regulasi internasional yang ketat.
Rekomendasi Implementasi Evaluasi Kinerja Direksi Secara Rinci
- Pembentukan Tim Evaluasi Independen
Tim yang terdiri dari internal dan eksternal agar objektivitas terjaga. - Penggunaan Teknologi Digital
Memanfaatkan dashboard digital untuk monitoring kinerja real-time. - Pelibatan Semua Level Organisasi
Feedback dari karyawan dan mitra bisnis untuk gambaran lengkap. - Pengembangan Program Pengembangan Kapasitas Direksi
Pelatihan dan coaching berdasarkan hasil evaluasi. - Publikasi Hasil Evaluasi Secara Terbuka
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Pada 24 Februari 2025, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Nasional Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta. Danantara dirancang sebagai sovereign wealth fund (SWF) yang bertujuan untuk mengelola dan mengoptimalkan aset negara, khususnya yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), guna mendanai proyek-proyek strategis nasional. Dengan nilai aset yang dikelola diperkirakan mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS, Danantara memiliki potensi besar untuk menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Komitmen terhadap Transparansi dan Akuntabilitas
Dalam pidatonya saat peluncuran Danantara, Presiden Prabowo menekankan pentingnya pengelolaan yang transparan dan akuntabel. Beliau menyatakan bahwa Danantara harus dikelola dengan sangat hati-hati, transparan, dan dapat diaudit setiap saat oleh siapa pun. Prabowo menegaskan bahwa pengelolaan yang transparan menjadi kunci untuk memastikan Danantara dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia ke depannya, karena ini adalah warisan bagi anak cucu bangsa.
Untuk mendukung prinsip transparansi tersebut, Danantara telah membentuk struktur organisasi yang terdiri dari Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana. Badan Pelaksana dipimpin oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, sementara Dewan Pengawas dipimpin oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Rosan Roeslani menegaskan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum di Indonesia, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki kewenangan untuk melakukan audit terhadap Danantara.
Evaluasi Kinerja Direksi sebagai Langkah Strategis
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh Presiden Prabowo untuk memastikan pengelolaan Danantara berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance adalah dengan meminta evaluasi terhadap kinerja semua direksi Danantara. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana direksi mampu mengelola aset negara dengan profesionalisme, integritas, dan akuntabilitas. Presiden Prabowo menekankan bahwa pemilihan tim Danantara harus dilakukan secara selektif tanpa adanya intervensi dari pihak manapun, dan hanya orang-orang terbaik yang harus dipilih untuk mengisi posisi-posisi strategis di Danantara.
Langkah evaluasi ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo kepada jajaran pimpinan Danantara pada 5 Maret 2025, yang menekankan pentingnya profesionalisme dalam penyusunan tim Danantara guna memastikan keberlanjutan investasi yang berdaya saing dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Tantangan dan Respons terhadap Kritik
Meskipun langkah evaluasi ini menunjukkan komitmen Presiden Prabowo terhadap transparansi dan akuntabilitas, beberapa pihak mengingatkan akan potensi tantangan yang mungkin dihadapi Danantara. Misalnya, peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Deni Friawan, mengkritisi keputusan Presiden Prabowo yang memperbolehkan Rosan Roeslani merangkap jabatan sebagai CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM. Deni menilai bahwa sejak awal pembentukan struktur dan pemilihan petinggi Danantara tidak jelas maksud dan tujuannya, sehingga banyak tarik-menarik kepentingan.
Namun, Presiden Prabowo menanggapi kritik tersebut dengan menegaskan bahwa pemilihan tim Danantara dilakukan secara selektif dan profesional, tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Beliau juga menekankan bahwa Danantara harus dikelola dengan sangat hati-hati dan transparan, serta dapat diaudit setiap saat oleh siapa pun.
Peran Dewan Penasihat Internasional
Untuk memastikan pengelolaan Danantara sesuai dengan standar internasional, Presiden Prabowo juga membentuk Dewan Penasihat yang terdiri dari tokoh-tokoh internasional terkemuka. Beberapa anggota Dewan Penasihat Danantara antara lain investor asal Amerika Serikat Ray Dalio dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Selain itu, mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, juga dipertimbangkan untuk bergabung dalam Dewan Penasihat. Keberadaan Dewan Penasihat ini diharapkan dapat memberikan arahan strategis dan memastikan bahwa pengelolaan Danantara memenuhi standar tata kelola yang baik.
Kesimpulan
Langkah Presiden Prabowo untuk meminta evaluasi terhadap kinerja semua direksi Danantara merupakan langkah strategis dalam memastikan bahwa pengelolaan aset negara melalui Danantara berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance. Dengan komitmen terhadap transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme, serta dukungan dari Dewan Penasihat internasional, Danantara memiliki potensi untuk menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.
Namun, tantangan dalam implementasi tetap ada, dan penting bagi semua pihak terkait untuk terus mengawasi dan memastikan bahwa Danantara dikelola dengan integritas dan bertanggung jawab. Dengan demikian, Danantara dapat menjadi warisan yang bermanfaat bagi generasi penerus bangsa Indonesia.
baca juga : Tips Menabung Emas Syariah dan Sederet Keuntungannya